Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara
terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna
dari dokter atau paramedik. Ini berarti pertolongan tersebut bukan sebagai
pengobatan atau penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan
sementara yang dilakukan oleh petugas P3K (petugas medik atau orang awam) yang
pertama kali melihat korban. Pemberian pertolongan harus secara cepat dan tepat
dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada di tempat kejadian. Tindakan
P3K yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat atau penderitaan dan
bahkan menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan P3K dilakukan
tidak baik malah bisa memperburuk akibat kecelakaan bahkan menimbulkan
kematian.
Pertolongan
pertama pada kecelakaan sifatnya semantara. Artinya kita harus tetap membawa
korban ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan lebih lanjut dan
memastikan korban mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan
TUJUAN P3K
Tujuan dari
P3K adalah sebagai berikut:
A.
Menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian
1. Memperhatikan kondisi dan keadaan
yang mengancam korban
2. Melaksanakan Resusitasi Jantung
dan Paru (RJP) kalau perlu
3. Mencari dan mengatasi pendarahan
B
Mencegah cacat yang lebih berat (mencegah kondisi memburuk)
1. Mengadakan diagnosa
2. Menangani korban dengan prioritas
yang logis
3. Memperhatikan kondisi atau
keadaan (penyakit) yang tersembunyi.
C.
Menunjang penyembuhan
1. Mengurangi rasa sakit dan rasa
takut
2. Mencegah infeksi
3. Merencanakan pertolongan medis
serta transportasi korban dengan tepat
Prinsip
dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut diantaranya:
a.
Pastikan Anda bukan menjadi
korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang berfikir panjang bila
kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu
apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.
b.
Pakailah metode atau cara
pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Hindarkan sikap sok pahlawan.
Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung
lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami
oleh seluruh anggota.
c.
Biasakan membuat cataan tentang
usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan
waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau
pertolongan tambahan oleh pihak lain.
Sistematika Pertolongan Pertama
Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban
kecelakaan adalah :
1. Jangan
Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap
tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka
ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan
kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk
ditolong.
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan
berikutnya.
Pentingnya menjauhkan dari sumber
kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan
memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan
pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada
kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa
yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.
3.
Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
PRIORITAS
PERTOLONGAN
Ada beberapa
prioritas utama yang harus dilakukan oleh penolong dalam menolong korban yaitu:
a.
Henti napas
b.
Henti jantung
c.
Pendarahan berat
d.
Shock
e.
Ketidak sadaran
f.
Pendaraahan ringan
g.
Patah tulang atau cedera lain
TINDAKAN
PERTAMA SAAT MENEMUKAN KORBAN
a. Pastikan
ABC korban telah stabil, kalau perlu lakukan RJP
b.
Mengadakan diagnosa (mendapatkan informasi tentang keadaan korban)
1. Riwayat
Yaitu cerita
tentang bagaimana insiden itu terjadi, bagaimana cedera atau penyakit yang
didera. Tanyakan kepada korban bila sadar dan atau saksi mata.
2. Petunjuk luar
Semua petunjuk yang mungkin ada pada
korban seperti catatan medis korban, obat-obatan yang dibawa korban
3. Keluhan
Adalah sesuatu yang dirasakan atau
dialami atau dijelaskan oleh korban seperti mual, nyeri panas, dingin atau
lemah. Hal itu harus ditanyakan dan dicocokkan dengan diagnose lainnya
4. Gejala
Adalah rincian dari pengamatan yang
anda lihat, cium dan raba dalam suatu pemeriksaan korban (pemeriksaan dari
ujung rambut sampai ujung kaki)
c. Melakukan pertolongan dan perawatan terhadap hasil diagnosa diatas
sesuai dengan prioritas pertolongan.
KELUHAN DAN
GEJALA PENYAKIT ATAU DERITA
a. Keluhan
yang mungkin diungkapkan korban:
Misalnya:
nyeri, takut, panas, tidak dapat mendengar secara normal, hilang penginderaan,
penginderaan abnormal, haus, mual, perih, mau pingsan, kaku, tidak sadar
sebentar, lemah, gangguan daya ingat, pening, tulang terasa patah.
b. Gejala
yang mungkin dilihat (ekspresi):
Misalnya:
Cemas dan nyeri, gerakan dada abnormal, berkeringat, luka, pendarahan dari
liang tubuh, bereaksi bila disentuh, bereaksi atas ucapan, lebam, warna kulit
abnormal, kejang otot, bengkak deformitas (kelainan bentuk), benda asing, bekas
suntikan, bekas gigitan, bekas muntahan, dll.
c.
Gejala yang didapatkan dari perabaan:
Misalya:
lembab, suhu tubuh abnormal, nyeri dan luka lunak bila disentuh, pembengkakan,
deformitas (perubahan bentuk ke yang buruk), ujung-ujung tulang bergeser.
d. Gejala
yang mungkin didengar:
Misalnya:
napas bising atau sesak, rintihan, suara hisapan, bereaksi bila disentuh,
reaksi atas ucapan.
e. Gejala
yang mungkin dicium:
Misalnya:
Aseton, alcohol, gas atau uap, asap atau terbakar.
EVAKUASI
KORBAN
Evakuasi
adalah untuk memindahkan korban ke lingkungan yang lebih aman dan nyaman untuk
mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut. Prinsip dasar dalam melakukan
evakuasi adalah:
1.
Dilakukan jika mutlak perlu
2. Menggunakan teknik yang baik
dan benar
3. Penolong harus memiliki kondisi
fisik yang prima dan terlatih serta memiliki semangat untuk menyelamatkan
korban dari bahaya yang lebih besar atau bahkan kematian
Dalam
melaksanakan proses evakusi korban, ada beberapa cara atau alat bantu yang
harus digunakan, namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang
dihadapi seperti medan, kondisi korban, ketersediaan alat dan sebagainya.
Apabila tidak memiliki alat bantu untuk mengangkut korban maka mau-tikak mau
kita harus mengangkutnya langsung tanpa alat bantu. Jika hanya satu orang
pengangkut, maka korban harus dipondong apabila korban ringan dan
anak-anak, di gendong apabila korban sadar dan tidak terlalu
berat serta tidak patah tulang, dipapah apabila korban tanpa luka di bahu atas, di panggul atau digendong
atau bahkan juga bisa dilakukan dengan merayap posisi
miring. Dan apabila ada dua orang atau lebih pengangkut korban , maka
korban di pondong dengan posisi tangan lepas dan tangan
berpegangan, Model membawa balok, atau bahkan bisa mengangkut
korban dengan model membawa kereta.
Cara yang digunakan untuk mengangkut korban di atas
merupakan cara alternatif saja. Tetapi kalau ada alat bantu
seperti: Tandu
permanen, Tandu darurat, Kain keras/ponco/jaket lengan
panjang, dan Tali/webbing
malah lebih bagus dan tenaga tidak banyak terkuras, beban terasa ringan
Isi Kotak
P3K beserta Jumlah yang diperlukannya
Dibawah ini adalah Gambar-gambar
perlengkapan yang wajib disediakan dalam Kotak P3K (Isi Kotak P3K) :
Fungsi
dan Cara Penggunaan Obat / Alat dalam Kotak P3K
1. Kasa Steril terbungkus
Kasa Steril digunakan untuk menutupi
luka yang telah dibersihkan. Lipat Kasa Steril untuk menyesuaikan ukuran lebar
Kasa dengan ukuran Luka, Tutup Luka tersebut dan rekatkan dengan menggunakan
Plester.
2. Perban
Terdapat 2 Ukuran lebar Perban dalam Kotak P3K,
diantaranya adalah 5cm dan 10cm. Perban berfungsi untuk membalut luka yang
sudah ditutup dengan Kasa Steril dan juga sebagai bantalan menghentikan luka
pendarahan.
3. Plester
Pleaster digunakan dalam Kotak P3K adalah pleaster
yang berukuran 1,25cm yang berfungsi untuk merekatkan luka yang telah ditutupi
dengan kasa atau perban.
4. Plester Cepat
Plester Cepat digunakan untuk menutupi Luka Kecil.
Plester Cepat pada umumnya sudah terdapat Kasa bantalan yang diberi obat luka.
Contoh Plester Cepat diantaranya adalah Hansaplast.
5. Kapas
Kapas dalam Kotak P3K digunakan untuk membersihkan
Luka dan juga sebagai bantalan Luka. Setelah membersihkan luka dengan kapas,
harus pastikan tidak ada Kapas yang tersisa pada luka.
6. Kain Segitiga / Mittela
Kain Segitiga atau Mittela digunakan untuk membalut
luka pada kepala dan juga dapat digunakan untuk membalut gendongan tangan.
7. Gunting
Gunting adalah alat yang digunakan untuk menggunting
perban, pleaster ataupun yang lainnya agar sesuai dengan ukuran yang
diinginkan.
8. Peniti
Fungsi Peniti adalah untuk merapikan balutan.
9. Sarung Tangan sekali pakai
(Pasangan)
Sarung Tangan digunakan untuk melindungi tangan
petugas P3K agar tidak terjadi Kontak langsung dengan luka korban dan juga
untuk melindungi tangan dari bahaya terkena bahan kimia
10. Masker
Masker digunakan sebagai alat perlindungan terhadap
pernafasan untuk petugas P3K sendiri maupun korban. Penggunakan Masker yang
baik adalah menutupi hidung dan mulut.
11. Pinset
Pinset adalah alat yang digunakan untuk mengambil alat
steril ataupun benda asing (kotoran) pada Luka.
12. Lampu Senter
Lampu Senter dipergunakan untuk memperjelas dalam
melihat luka ataupun pupil mata korban pingsan. Jika Mata Pupil tetap melebar
atau antara pupil kanan dan pupil kiri tidak sama berarti korban benar-benar
pingsan, tetapi apabila pupil mata mengecil saat disinari berarti korban masih
sadar.
13. Gelas untuk cuci Mata
Gelas diperlukan untuk mencuci atau membilas mata dari
kotoran atau kontak bahan kimia. Tempelkan gelas menutupi mata, buka mata
dengan lebar dan gerakkan mata, bilas sampai bersih.
14. Kantong Plastik Bersih
Kantong Plastik digunakan sebagai tempat untuk
menampung bekas-bekas perawatan luka.
15. Aquades (100ml Larutan Saline)
Aquades dengan larutan Saline digunakan untuk
membersihkan kotoran dari Mata dan juga dapat digunakan untuk membersihkan
luka.
16. Povidon Iodin
Povidon Iodin adalah obat antiseptik digunakan untuk
mengobati luka tersayat atau tergores yang tidak dalam. Oleskan Povidon
Iodin pada bagian luka. Jenis Obat Povidon Iodin yang sering ditemukan di
pasaran diantaranya adalah Betadine.
17. Alkohol 70%
Alkohol 70% digunakan sebagai antiseptik luka dan juga
dapat digunakan sebagai perangsang orang yang pingsan.
18. Buku Panduan P3K
Buku yang dipergunakan sebagai panduan dalam
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). Isi dari buku tersebut diantaranya
adalah cara-cara melakukan pertolongan pertama pada patah tulang, luka bakar,
korban keracunan, serangan asthma, korban pingsan, sumbatan nafas, terpapar
baha kimia, Evakuasi Korban dan lain sebagainya.
Pembalutan
Tujuan dari
pembalutan adalah untuk mengurangi resiko kerusakan jaringan yang telah ada
sehingga mencegah maut, menguangi rasa sakit, dan mencegah cacat serta infeksi.
Kegunaan pembalutan adalah:
1.
Menutup luka agar tidak terkena cahaya, debu, kotoran, dll.
2.
Melakukan tekanan
3.
Mengurangi atau mencegah pembengkakan
4.
Membatasi pergerakan
5.
Mengikatkan bidai.
Macam-macam pembalutan:
1.
Pembalutan segitiga atau mitela
Pembalut
segitiga dibuat dari kain putih yang tidak berkapur (mori), kelihatan tipis,
lemas dan kuat. Bisa dibuat sendiri, dengan cara memotong lurus dari salah satu
sudut suatu kain bujur sangkar yang panjang masing-masing sisinya 90 cm
sehingga diperoleh 2 buah pembalut segitiga.
2.
Pembalut Plester
Digunakan
untuk merekatkan kain kassa, balutan penarik (patah tulang, sendi paha/ lutut
meradang), fiksasi (tulang iga patah yang tidak menembus kulit), Beuton (alat
untuk merekatkan kedua belah pinggir luka agar lekas tertutup).
3.
Pembalut Pita Gulung.
4.
Pembalut Cepat.
Pembalut ini
siap pakai terdiri dari lapisan kassa steril, dan pembalut gulung.
Indikasi Pembalutan:
Menghentikan
pendarahan, melindungi bakteri/kuman pada luka, mengurang rasa nyeri.
Bentuk dan
Anggota Tubuh yang Dibalut:
1.
Bundar, pada kepala.
2.
Bulat panjang tapi lonjong, artinya kecil ke ujung, besar ke pangkal, pada
lengan bawah dan betis
3.
Bulat panjang hamper sama ujung dengan pangkalnya, pada leher, badan, lengan
atas, jari tangan.
4.
Tidak karuan bentuknya, pada persendian
Pembidaian
Bidai adalah
alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan (fiksasi) tulang yang patah.
Tujuannya, menghindari gerakan yang berlebihan pada tulang yang patah. Syarat
pemasangan bidai:
1.
Bidai harus melebihi dua persendian yang patah
2.
Bidai harus terbuat dari bahan yang kuat, kaku dan pipih.
3.
Bidai dibungkus agar empuk.
4.
Ikatan tidak boleh terlalu kencang karena merusak jaringan tubuh tapi jangan
kelonggaran.
Alat-alat
bidai:
1.
Papan, bamboo, dahan
2.
Anggota badan sendiri
3.
Karton, majalah, kain
4.
Bantal, guling, selimut
Pernafasan
Buatan
Sering
disebut bantuan hidup dasar (BHD) atau resusitasi jantung paru (RJP) intinya
adalah melakukan oksigenasi darurat. Dilakukan pada kecelakaan:
1.
Tersedak,
2.
Tenggelam
3.
Sengatan Listrik,
4.
Penderita tak sadar,
5.
Menghirup gas dan atau kurang oksigen,
6.
serangan jantung usia muda, henti jantung primer tejadi.
Fase
RJP:
A = Airway
control (penguasaan jalan napas),
B =
Breathing support (ventilasi buatan dan oksigenasi paru darurat)
C =
Circulation (pengenalan ada tidaknya denyut nadi)
Evakuasi dan Transportasi
Evakuasi
adalah kegiatan memindahkan korban dari lokasi kecelakaan ke tempat lain yang
lebih aman dengan cara-cara yang sederhana di lakukan di daerah – daerah yang
sulit dijangkau dimulai setelah keadaan darurat. Penolong harus melakukan
evakuasi dan perawatan darurat selama perjalanan.
Cara
pengangkutan korban:
1.
Pengangkutan tanpa menggunakan alat atau manual
Pada umumnya
digunakan untuk memindahkan jarak pendek dan korban cedera ringan, dianjurkan
pengangkatan korban maksimal 4 orang.
2.
Pengangkutan dengan alat (tandu)
Rangkaian
pemindahan korban:
1.
Persiapan,
2.
Pengangkatan korban ke atas tandu,
3.
Pemberian selimut pada korban
4.
Tata letak korban pada tandu disesuaikan dengan luka atau cedera.
Prinsip pengangkatan korban dengan tandu:
1.
pengangkatan korban
Harus secara
efektif dan efisien dengan dua langkah pokok; gunakan alat tubuh (paha, bahu,
panggul), dan beban serapat mungkin dengan tubuh korban.
2.
Sikap mengangkat.
Usahakan
dalam posisi rapi dan seimbang untuk menghindari cedera.
3.
Posisi siap angkat dan jalan.
Biasanya
posisi kaki korban berada di depan dan kepala lebih tingi dari kaki, kecuali;
Menaik, bila tungkai tidak cedera,
Menurun, bila tungkai luka atau hipotermia,
Mengangkut ke samping,
Memasukan ke ambulan kecuali dalam keadaan tertentu
Kaki
lebih tinggi dalam keadaan shock.
Kesalahan
Yang Sering Terjadi dalam Tindakan P3K Menurut Christopher P. Holstege, M.D.
yang sering kita lakukan adalah :
1. Menoreh
bekas luka gigitan hewan berbisa.
Menoreh luka
bisa memutuskan tendon, urat syaraf dan meningkatkan resiko terkena infeksi.
Sebaiknya cukup buat ikatan pada luka dengan disertai bidai atau ranting lalu
segera bawa ke rumah sakit.
2. Mengoles
mentega pada luka bakar.
Tindakan
tersebut dapat menyulitkan tindakan lebih lanjut oleh dokter dan menngkatkan
resiko terkena infeksi pada luka bakar.Cukup dinginkan luka dengan air dingin,
jaga kebersihan luka, dan menutupnya dengan kain bersih. Jangan memecahkan atau
mengorek bagian luka yang melepuh. Luka bakar dengan kondisi melepuh yang parah
harus segera dibawa ke rumah sakit.
3. Menghentikan
pendarahan dengan membuat ikatan yang bisa dikencangkan dan dilonggarkan
(torniquet) diatas luka yang mengalami pendarahan.
Tindakan
tersebut bisa menyebabkan rusaknya jaringan di daerah luka dan sekitar luka.
Tindakan yang benar untuk mengentikan pendarahan adalah menutup luka langsung
dengan kain kasa atau kain yang bersih kemudian dibalut dengan rapi dan cukup
kencang. Bawa segera ke rumah sakit apabila pendarahan tidak berhenti, luka
tetap menganga, terinfeksi atau luka disebabkan oleh gigitan hewan berbisa.
4.
Memberikan terapi panas pada kondisi keseleo, otot tegang, atau patah tulang.
Tindakan
tersebut berpotensi menyebabkan kondisi bengkak bahkan membuat proses
penyembuhan menjadi makin lama. Tindakan yang benar adalah dengan meletakan es
pada bagian tubuh yang keseleo, otot tegang, atau patah tulang selama 10 menit
dan biarkan tanpa es selama 10 menit dan seterusnya setiap 10 menit. Lakukan
hal tersebut selama 1-2 hari.
5.
Memindahak korban tabrakan dari dalam mobil ke tempat lain.
Tindakan
tersebut malah berpotensi menebabka luka lebih arah. Pada kasus kecelakaan
sepeda motor, membuka helm korban malah berpotensi menyebabkan lumpuh atau
bahan kematian. Apabla kondisi mobil/ motor yang mengalami kecelakaan tersebut
tidak terbakar atau kondisi berbahaya lainnya, biarkan korban hingga datangnya
tim medis.
6. Mengucek
mata ketika ada benda masuk ke mata.
Tindakan
tersebut bisa menyebabkan luka pada mata. Tindakan yang benar adalah dengan
mencuci mata melalui air yang mengalir.
7. Menggunakan
air panas untuk menolong mereka yang sangat kedinginan atau tubuhnya mulai
membeku. Bahkan pada kondisi dimana jari jari sudahmulai membeku, terkadang
langsung direndam pada air panas.
Tindakan
tersebut bisa menyebabkan hal yang membahayakan tubuh. Tidakan yang benar
adalah cukup dengan mengunakan air yang cukup hangat atau menggunakan uap yang
kering.
8. Mengosok
tubuh dengan alkohol untuk mengurangi demam.
Alkohol bisa
menyerap kedalam tubuh dan menyebabkan keracunan terutama pada anak anak. Tindakan
yang benar adalah gunakan acetaminophen atau ibuprofen atau segera bawa ke
dokter atau rumah sakit untuk demam yang sangat tinggi .
PERATURAN
PERATURAN
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER- 15 /MEN/VIII/2008 TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
A.
bahwa dalam rangka memberikan perlindungan bagi pekerja / buruh yang
mengalami kecelakaan di tempat kerja perlu
dilakukan pertolongan pertama secara cepat dan tepat;
B.
bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 3 ayat (1) huruf Undang -
Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja perlu menetapkan ketentuan
mengenai pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja;
C.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan b, perlu ditetapkan dengan PeraturanMenteri;
Mengingat
1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951
tentang PernyataanBerlakunya Undang-Undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948
Nomor 23 Dari Republik Indonesia UntukSeluruh Indonesia (Lembaran Negara Nomor
4 Tahun1951);
2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi ILO Nomor 120
mengenai Hygiene DalamPerniagaan dan Kantor-kantor (Lembaran Negara Nomor14
Tahun 1969);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1818);
4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2003
Nomor 39, Tambahan Lembaran RepublikIndonesia Nomor 4279);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Republik Indonesia Nomor 4437)
PERTOLONGAN DAN PERAWATAN KORBAN
A.
KELAINAN JALAN NAPAS DAN PERNAPASAN
1.
Tersendak
Gejala : a. Kesulitan
bicara dan bernapas (biasa henti napas)
b.
Kulit biru (sianosis) dan biasanya memegang leher
Tujuan :
Mengeluarkan benda yang menyumbat dan memulihkan pernapasan.
Tindakan : # Pada orang
dewasa
a.
Korban ditenangkan dan suruh batuk bila sadar
b.
Bungkukkan badan dan pukul punggung
c.
Bila tidak berhasil lakukan hentakan perut
d.
Bila tidak berhasil kombinasikan antara keduannya
#
Pada korban anak-anak dan bayi dilakukan pukulan punggung saja jika
tidak berhasil lakukan RJP.
2.
Tenggelam
Tujuan : Mencegah dan
mengatasi kekurangan oksigen di dalam darah
Tindakan : a. Ketika
mengangkat korban kepala harus lebih rendah dari badan, ini
bertujuan untuk mengurangi resiko menghirup air.
b.
Baringkan korban pada tempat yang hangat (atasi Hipothermia) dan siap-siap
untuk RJP
3.
Menghirup gas
Tujuan : Memulihkan pernapasan
Tindakan : a. Singkirkan
korban dari bahaya dan bawa ketempat yang berudara segar
b.
Berikan oksigen bila ada
c.
Tetapkan bersama korban, periksa napas, nadi, dan tingkat reaksinya setiap 10
menit.
4.
Asma
yaitu
penyempitan/gangguan saluran pernafasan.
Gejala : a. Sesak
napas, ditandai fase ekspirasi yang memanjang
b.
Suara mencicit ketika menghirup napas
c.
Tegang dan cepat, korban susah diajak bicara, banyak berbisik
d.
Kulit membiru (sianosis)
e.
Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
f.
Pada serangan berat usaha untuk bernapas dapat menyebabkan kelelahan
hebat
g.
Otot bantu napas di leher terlihat menonjol
Tujuan : Melegakan
pernapasan
Tindakan : a. Tenangkan
korban
b.
Dudukkan pasien bersandar ke depan dengan posisi ½ duduk dan istirahat sambil
berpegangan. Pastikan pasien cukup mendapat udara segar
c.
Suruh pasien untuk mengatur napasnya
d.
Beri oksigen (bantu) bila diperlukan
e.
Bila pasien mempunyai obat, suruh ia menggunakannya / meminumnya
B.
GANGGUAN SIRKULASI
1. Shock
Gejala
: a.
Lemah dan pening
b.
Mual dan mungkin muntah dan haus
c.
Napas cepat dan dangkal
d.
Nadi cepat dan tidak teratur
Tujuan
: a.
Mengenali tanda-tanda shock
b.
Menangani penyebabnya bila jelas
c.
Memperbaiki suplai darah ke otak, jantung ydan paru-paru
Tindakan : a. Atasi setiap
penyebab shock yang mungkin dapat anda tangani
b.
Pasien dibaringkan dengan posisi kepala harus lebih rendah
c.
Kaki ditinggikan dan ditopang. Hati-hati kalau anda menduga ada patah tulang
d.
Longgarkan pakaian yang mengikat agar tekanan pada keher, dada, dan punggang
berkurang
e.
Pasien diselimuti agar tidak kedinginan
f.
Periksa dan catat pernapasan, nadi dan tingkat reaksi tiap 10 menit
2. Pingsan
yaitu
hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, lapar,
terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh),
hiploglikemia, animea
Gejala
: a.
Perasaan limbung
b.
Menguap berlebihan
c.
Pandangan berkunang-kunang
d.
Telinga berdenging
e.
Nafas tidak teratur
f.
Muka pucat
g.
Biji mata melebar
h.
Lemas
i.
Keringat dingin
j.
Tak respon (beberapa menit)
k.
Denyut nadi lambat
Tujuan
:
Memperbaiki aliran darah ke otak, menenangkan dan menyamakan korban setelah
sadar
Tindakan : a. Pasien
dibaringkan dengan posisi kaki di tinggikan dan ditopang
b.
Baringkan korban dalam posisi terlentang
c.
Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
d.
Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat
pernafasan
e.
Beri udara segar
f.
Periksa kemungkinan cedera lain
g.
Selimuti korban
h.
Korban diistirahatkan beberapa saat
i. Bila tak
segera sadar , periksa nafas dan nadi, posisi stabil, Rujuk ke instansi
kesehatan
3. Luka
yaitu
suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena
kekerasan/injury.
Jenis-jenis luka : a. Luka
sayat
b.
Laserasi (Luka robek)
c.
Abrasi (luka lecet)
d.
Kontusi (Memar)
e.
Luka tembus
f.
Luka tembak
Tindakan
: a. Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol/boorwater)
b. Tutup luka dengan kasa
steril/plester
c. Balut tekan (jika
pendarahannya besar)
d. Jika hanya lecet, biarkan
terbuka untuk proses pengeringan luka
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menangani luka:
a. Anda harus memperhatikan dan
mengecek apakah ada benda asing pada luka, bila ada:
Keluarkan tanpa menyinggung luka
Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
Evakuasi korban ke pusat kesehatan
b.
Bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai menutup.
Bekuan tidak boleh dibuang, jika di buang maka luka akan berdarah lagi.
4. Pendarahan
yaitu
keluarnya darah dari saluran darah kapan saja, dimana saja, dan waktu apa saja.
Jenis-jenis Pendarahan
: a.
Pendarahan arteri
b.
Pendarahan vena
c.
Pendarahan Kaliper
Prinsip
dasar pertolongan pada pendarahan adalah tekan, tinggikan, tinggikan, tekan
pembuluh darah dan tenangkan korban serta balut bila perlu (5T), kita juga bisa
meneteskan betadine pada bagian yang luka supaya darah terhenti dan tidak
terinfeksi
5. Pendarahan
Luar Yang Hebat
Tujuan
: a.
Mengatasi pendarahan
b.
Mengatasi shock
c.
Mengurangi resiko infeksi
Tindakan : a. Pakaian
dilepas atau digulung supaya luka terlihat
b.
Tekan luka secara langsung dengan jari atau telapak tangan anda, sebaiknya
dengan perban steril atau bantalan kain bersih
c.
Anggota tubuh yang luka ditinggikan sampai diatas jantung, ditopang dan
dipegangi secara hati-hati kalau ada patah tulang
d.
Baringkan korban agar aliran darah ke daerah luka lebih lambat untuk mencegah
infeksi
e.
Biarkan bantalan semula pada tempatnya. Tutupi dengan perban steril. Balut
dengan ketat tapi jangan terlalu keras agar tidak menghambat sirkulasi.
f.
Bagian yang terluka ditopang seperti pada patah tulang.
6. Pendarahan
Dalam
Tujuan
: Mengatasi
endarahan dan mengatasi shock
Tindakan : a. Korban
dibaringkan telentang, kaki ditinggikan dan ditopang
b.
korban diselimuti aga5r tidak kedinginan. Periksa dan catat pernapasan, nadi
dan reaksinya setiap 10 menit
c.
Catat jenis, jumlah dan sumber darah yang keluar dari ling tubuh. Bila mungkin,
kirim sampelnya ke rumah sakit bersama korban.
7. Mimisan
yaitu
pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu
panas/terlalu dingin/kelelahan/benturan).
Gejala
: a.
Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
b. Korban sulit bernafas dengan
hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah
c.
Kadang disertai pusing
Tindakan : a. Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
b.
Tenangkan korban
c. Korban diminta
menunduk sambil menekan cuping hidung
d.
Diminta bernafas lewat mulut
e.
Bersihkan hidung luar dari darah
f.
Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan
Pertama
8.
Lemah jantung
yaitu
nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau
terdapat kerusakan pada jantung. Ingat……!!! Tidak semua nyeri pada dada
adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan, stress,
dan tegang.
Gejala
: a.
Nyeri di dada
b. Penderita memegangi dada
sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk
c.
Kadang sampai tidak merespon terhadap suara
d.
Denyut nadi tak teraba/lemah
e.
Gangguan nafas
f.
Mual, muntah, perasaan tidak enak di lambung
g.
Kepala terasa ringan
h.
Lemas
i.
Kulit berubah pucat/kebiruan
j.
Keringat berlebihan
Tindakan : a. Tenangkan
korban
b.
Istirahatkan
c.
Posisi ½ duduk
d. Buka jalan pernafasan dan
atur nafas
e. Longgarkan pakaian dan
barang barang yang mengikat pada badan
f. Jangan beri makan/minum
terlebih dahulu
g. Jangan biarkan korban
sendirian (harus ada orang lain didekatnya)
9.
Luka Bakar
yaitu
luka yangterjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan
panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar)
Tujuan
: a.
Menghentikan proses terbakar dan meredakan nyeri
b.
Melakukan resusitasi bila perlu
c.
Menengani cedera yang ikut terjadi
d.
Mengurangi resiko infeksi
Tindakan : a. Matikan api
dengan memutuskan suplai oksigen
b.
Perhatikan keadaan umum penderita
c.
Pasien dibaringkan. Kalau bisa bagian yang luka jangan menyetuh tanah
d.
Luka disiram dengan air dingin sebanyak-banyaknya
e.
Sementara mendinginkan luka, periksa jalan napas, pernapasan dan nadi.
Siap-siap melakukan resusitasi jika perlu.
f.
Lepaskan cincin, arloji, ikat pinggang, sepatu dan pakain yang bekas terbakar
secara hati-hati sebelum luka membengkak. Kalau melekat pada luka, pakaian
tidak perlu di lepas.
g.
Luka dibalut dengan pembalut luka atau bahan lainya (luka pada wajah tidak
perlu ditutup, ttapi harus terus didinginkan dengan air untuk meredakan nyeri)
h.
Untuk mencegah terjadinya infeksi:
Luka ditutup dengan perban atau
kain bersih kering yang tak dapat melekat pada luka
Penderita dikerudungi kain putih
Luka jangan diberi zat yang tak
larut dalam air seperti mentega, kecap dll
i.
Pemberian sedative/morfin 10 mg im diberikan dalam 24 jam sampai 48 jam pertama
j. Bila luka bakar luas
penderita diKuasakan
k. Transportasi kefasilitasan
yang lebih lengkap sebaiknya dilakukan dalam satu jam bila tidak memungkinkan
masih bisa dilakukan dalam 24-48 jam pertama dengan pengawasan ketat selama
perjalanan.
l. Khusus untuk luka
bakar daerah wajah, posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh.
C. ANGGUAN
KESADARAN
1. Gangguan
kesadaran karena terhambat jalan napas dll
Tujuan
: a.
Mempertahankan agar jalan napas tetap terbuka
b.
Menilai dan mencatat tingkat reaksi
c.
Menangani cedera yang menyertai
Tindakan : a. Buka jalan
napas, periksa nadi dan napasnya siap-siap resusitasi
b.
Atasi pendarahan luar yang berat maupun patah tulang, jangan melangkahi korban
yang yang tidak sadar
c.
Cari cedera atau kelainan yang tidak jelas, cium bau pernapasan
d.
Baringkan korban dalam posisi pemulihan
2. Histeria
yaitu
sikap berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh
korban; secara kejiwaan mencari perhatian.
Gejala
: a.
Seolah-olah hilang kesadaran
b.
Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah)
c. Tidak dapat
bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas
Tindakan : a. Tenangkan
korban
b.
Pisahkan dari keramaian
c.
Letakkan di tempat yang tenang
d.
Awasi
D. PENGARUH
PANAS DAN DINGIN
1. Hipotermia
Hipotermia
merupakan suatu kedaan dimana korban dalam keadaan dingin atau suhu badan
korban meknurun karena lingkungan yang dingin.
Gejala
: a.
Menggigil atau gemetar
b.
Kulit dingin, pucat dan kering, kulit terasa dingin seperti marmer
c.
Apatis, konfusi atau perilaku yang tidak masuk akal, sering menjadi agresif
d.
Mengantuk
e.
Gangguan kesadaran
f.
Pernapasan dangkal, cepat dan nadi lambat
g.
Pada kasus yang eksterna henti jantung
h.
Pandangan terganggu.
i.
Reaksi manik mata terhadap rangsangan cahaya lambat
Tujuan
: Mencegah
agar panas yang hilang tidak bertambah dan menghangatkan badan
Tindakan : a. Bawa korban
ketempat hangat
b.
Korban dibaringkan dan diselimuti
c.
Jaga jalan nafas tetap lancar
d.
Korban yang sadar di beri minuman hangat, sup atau makan yang berenergi tinggi
seperti coklat dll
e.
Jaga korban agar tetap sadar
e.
Kalu anda ragu akan kondisi korban yang sudah tua atau masih bayi, panggil
dokter
d.
Jika korban menjadi tidak sadar, periksa nadi dan napasnya, serta melakukan
resusitasi jika perlu
2. Kelelahan
akibat kepanasan
Gejala
: a.
Sakit kepala, pening dan konfusi
b.
Tidak ada nafsu makan dan mual
c.
Berkeringat, kulit pucat dan lembap
d.
Kejjang pada kaki atau tangan dan perut
e.
Denyut nadi cepat kemudian lemah.
Tujuan
: Memindahkan
korban ke tempat yang sejuk, mengganti kehilangan garam dan cairan
Tindakan : a. Baringkan
korban di tempat sejuk, kaki di tinggikan ydan ditopang
b.
Kalau korban sadar, berikan minuman cairan yang memiliki kandungan garam rendah
(1 sendok garam per liter air) sebanyak munugkin.
c.
kalau korban segera pulih kembali, sarankan agar berobat ke dokter
d.
Jika korban menjadi tidak sadar, barinigkan tdalam posisi pemulihan, minta
bantuan. Periksa dan catat nadi dan pernapasan serta tingkat reaksinya setiap
10 menit.
3. Dehidrasi
yaitu
suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila
cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini
biasanya disertai dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca). Dehidrasi disebabkan
karena kurang minum dan disertai kehilangan cairan/banyak keringat karena udara
terlalu panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan.
Gejala
: a.
Dehidrasi ringan
Defisit cairan 5% dari berat badan
Penderita merasa haus
Denyut nadi lebih dari 90x/menit
b.
Dehidrasi sedang
Defisit cairan antara 5-10% dari berat badan
Denyut Nadi lebih dari 90x/menit
Nadi lemah
Penderita merasa sangat haus
c.
Dehidrasi berat
Defisit cairan lebih dari 10% dari
berat badan
Hipotensi
Mata cekung
Nadi sangat lemah, sampai tak terasa
Kejang-kejang
Tindakan : a. Mengganti
cairan yang hilang dan mengatasi shock
b.
Mengganti elektrolit yang lemah
c.
Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada
d.
Memberantas penyebabnya
e.
Rutinlah minum jangan tunggu haus
E. CEDERA
PADA PATAH TULANG, SENDI DAN OTOT
Jenis
cedera : 1.
Fraktur
2.
Dislokasi
3. Cedera jaringan lunak
4. Tindakan umum pada tulang
Gejala
Umum : 1.
Kesulitan untuk menggerakkan bagian yang cedera atau tidak bisa di gerakan sama
sekali
2.
Nyeri paha atau di dekat tempat cedera dan diperberat oleh gerakan. Nyeri yang
hebat dan menyakitkan sering menunjukkan suatu dislokasi, nyeri dan lunak di
atas tulang kalau disentuh merupakan gejala dari fraktur
3.
Perubahan bentuk, memar dan bengkak
4.
Gejala-gejala shock kalau patah tulang paha, lengkungan iga dan atau panggul
Tujuan
: Mencegah
gerakan dari bagian yang sakit, mencegah bengkak dan nyeri dan mencari bantuan
medis
Tindakan
Umum: 1.
Katakan pada korban supaya tenang. Bagian yang sakit distabilkan dan
ditopang dengan tangan sampai dimobilisasi
2.
Agar dapat ditopang dengan baik, bagian yang sakit di satukan dengan bagian
tubuh yang sehat. Jika anda menduga ada dislokasi jangan mencoba mengembalikan
tulang-tulang ke dalam rongga sendi
3.
Minta bantuan, tangani shock kalau ada. Bila mungkin bagian yang cedera
ditinggikan, diperiksa sirkulasi di bawah balutan tiap 10 menit.
1.
Patah Tulang/fraktur
yaitu
rusaknya jaringan tulang, secara keseluruhan maupun sebagian
Gejala
: a. Perubahan
bentuk
b.
Nyeri bila ditekan dan kaku
c.
Bengkak
d.
Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah
e.
Ada memar (jika tertutup)
f.
Terjadi pendarahan (jika terbuka)
Tindakan : 1. Bagian yang
sakit di topang dengan tangan
2.
Agar dapat ditopang dengan baik, bagian yang sakit di satukan dengan bagian
tubuh yang sehat
3.
Minta bantuan, tangani shock kalau ada. Bila mungkin bagian yang cedera
ditinggikan, diperiksa sirkulasi di bawah balutan tiap 10 menit.
2.
Patah tulang tertutup
Periksa Gerakan (apakah
bagian tubuh yang luka bisa digerakan/diangkat), Sensasi (respon
nyeri), Sirkulasi (peredaran darah)
Tindakan : a. Ukur bidai
(Jalinan bilah bambu atau rotan untuk kerai) disisi yang sehat
b. Pasang kain pengikat bidai
melalui sela-sela tubuh bawah
c.
Pasang bantalan didaerah patah tulang
d. Pasang bidai
meliputi 2 sendi disamping luka
e.
Ikat bidai
f.
Periksa GSS (Gerakan, Sensasi (respon
nyeri) dan Sirkulasi (peredaran darah)
3. Untuk patah
tulang terbuka
Tindakan : a. Buat pembalut
cincin untuk menstabilkan posisi tulang yang mencuat
b.Tutup
tulang dengan kasa steril, plastik, pembalut cincin
c.
Ikat dengan ikatan V
d.
Untuk selanjutnya ditangani seperti pada patah tulang tertutup
4. Kram
yaitu
otot yang mengejang/kontraksi berlebihan.
Gejala
: a.
Nyeri pada otot
b.
Kadang disertai bengkak
Tindakan : a. Istirahatkan
penderita
b.
Posisikan penderita pada posisi yang nyaman
c.
Relaksasi
d.
Pijatlah penderita pada arah berlawanan dengan kontraksi
5.
Memar
yaitu
pendarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.
Gejala
: a.
Warna kebiruan/merah pada kulit
b.
Nyeri jika di tekan
c.
Kadang disertai bengkak
Tindakan : a. Kompres
penderita dengan air dingin
b.
Balut dan tekanlah pada bagian yang memar
c.
Tinggikan bagian luka
6.
Keseleo
yaitu
pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.
Gejala
: a.
Bengkak
b.
Nyeri bila tekan
c.
Kebiruan/merah pada derah luka
d.
Sendi terkuncingan
e.
Ada perubahan bentuk pada sendi
Tindakan : a. Korban
diposisikan nyaman
b.
Kompres es/dingin
c. Balut tekan dengan ikatan 8
untuk mengurangi pergerakan
d.
Tinggikan bagian tubuh yang luka
F. CEDERA
JARINGAN RINGAN
Tujuan
: Mengurangi
bengkak dan nyeri, kemudian mencari bantuan medis bila perlu.
Tindakan
:
1. Istirahatkan, stabilkan dan topang bagian bagian yang cedera dalam
posisi yang nyaman bagi korban
2.
Bila cedera baru saja terjadi, kompres (dinginkan) bagian tersebut dengan es
yanig dibungkus dengan kain untuk mengurangi bengkak dan nyeri.
3.
Seputar bagian yang cedera ditekan sedikit dengan gumpalan kapas atau busa yang
tebal, eratkan dengan balutan
4.
Bagian yang cedera ditopang dan ditinggikan supaya aliran darah ke tempat itu
berkurang dan untuk mengurangi memar
5.
Minta bantuan bila perlu.
G. KERACUNAN
MAKANAN ATAU MINUMAN
Keracunan
yanug dialami oleh penderita akibat makanan atau minuman yang mengandung racun.
Gejala
: 1.
Mual, muntah
2.
Keringat dingin
3.
Wajah pucat/kebiruan
4.
Pusing
5.
Kejang-kejang seluruh badan
6.
Kadang-kadang mencret
7.
Kalau terlalu berat bisa pingsang
Tindakan
: 1.
Bawa korban ke tempat yang teduh dan segar
2.
Jika korban tidak sehat, pastikan jalan napas selalu terbuka dan amati
pernapasan dan sirkulasinya
3.
Cegah c edera lebih lanjut
4.
Untuk racun yang tertelan, jangan berusaha agar korban muntah karena bisa
membahayakan korban, ada baik korban di beri susu atau obat norit kalau ada
5.
Untuk racun yang terhirup, Singkirkan korban dari bahaya dan bawa ke tempat
yang udaranya segar
6.
Untuk racun yang terserap, sisa-sisa zat kimia yang masih ada pada kulit di
bilas dengan air megalir.
7.
Istirahatkan
8.
Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih
baik.
Catatan
: Apabila anda menginginkan korban muntah, Tindakan
yang harus dilakukan adalah mencampur satu sendok garam dengan air
panas
Atau dengan sepotong sabun yang dikocok dengan segelas air panas. Jika racun
sudah leluar beri minum segelas susu untuk melepaskan jaringan-jaringan yang
rusak.
H. BENDA
ASING
Tindakan
: 1.
Tentukan apakah mungkin atau bijaksana apabila berusahamengeluarkan benda
tersebut. Ada benda yang tidak boleh dan tidak dapat dikeluarkan oleh penolong.
Apabila tidak dapat dikeluarkan mintalah bantuan medis
2.
Jika benda tersebut dapat di keluarkan maka yang terpenting adalah tenangkan
korban dan kurangi serta perhatikan resiko pendarahan dan terinfeksi.
I. PUSING/VERTIGO/NYERI
KEPALA
yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan
kesehatan dll.
Gejala
:
1. Kepala terasa nyeri/berdenyut
2.
Kehilangan keseimbangan tubuh
3.
Lemas
Tindakan
: 1.
Istirahatkan korban
2.
Beri minuman hangat
3.
beri obat bila perlu
4.
Tangani sesuai penyebab
J. MAAG/MUAL
yaitu gangguan lambung/saluran pencernaan.
Gejala
:
1.
Perut terasa nyeri/mual
2.
Berkeringat dingin
3.
Lemas
Tindakan
: 1.
Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi
korban
2.
Beri minuman hangat (teh/kopi)
3.
Jangan beri makan terlalu cepat
K.
GIGITAN BINATANG
Gigitan
binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang tersebut untuk
mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang mengancam keselamatan
jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis yaitu yang berbisa
(beracun) dan yang tidak berbisa (tidak beracun). Pada umumnya resiko infeksi
pada gigitan binatang lebih besar dari pada luka biasa. Oleh karena itu yang
harus kita lakukan untuk menolong korban di gigit binatang adalah:
1. Cucilah bagian yang tergigit dengan air hangat dengan
sedikit antiseptik
2. Bila
pendarahan, segera dirawat dan kemudian dibalut
1.
Gigitan Ular
Tidak
semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita atau korban tergantung pada
ketepatan diagnosa, maka pada keadaan yang meragukan ambillah sikap menganggap
ular tersebut berbisa. Sifat bisa atau racun ular terbagi menjadi 3, yaitu:
a.
Hematotoksin (keracunan dalam)
b.
Neurotoksin (bisa/racun menyerang sistem saraf)
c.
Histaminik (bisa menyebabkan alergi pada korban)
Nyeri
yang sangat dan pembengkakan dapat timbul pada gigitan, penderita dapat pingsan,
sukar bernafas dan mungkin disertai muntah. Sikap penolong yaitu menenangkan
penderita adalah sangat penting karena rata-rata penderita biasanya takut mati.
Oleh karena itu kita harus cepat mengambil bertindak:
a. Telentangkan atau
baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung.
b. Tenangkan penderita,
agar penjalaran bisa ular tidak semakin cepat
c. Cegah penyebaran
bisa penderita dari daerah gigitan
Torniquet di bagian proximal daerah gigitan pembengkakan untuk
membendung sebagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi aliran
arteri. Torniquet / toniket dikendorkan setiap 15 menit selama +
30 detik
Letakkan daerah gigitan dari tubuh
Berikan kompres es
Usahakan penderita setenang mungkin bila perlu diberikan petidine 50 mg/im
untuk menghilangkan rasa nyeri
d.
Perawatan luka
Hindari kontak luka dengan
larutan asam Kmn 04, yodium atau benda panas
Zat anestetik disuntikkan
sekitar luka jangan kedalam lukanya, bila perlu pengeluaran ini dibantu dengan
pengisapan melalui breastpump sprit atau dengan isapan mulut sebab bisa
ular tidak berbahaya bila ditelan selama tidak ada luka di mulut.
e.
Bila memungkinkan, berikan suntikan anti bisa (antifenin)
f.
Perbaikan sirkulasi darah
Kopi pahit pekat
Kafein nabenzoat 0,5 gr im/iv
Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor
g.
Obat-obatan lain
Ats
Toksoid tetanus 1 ml
Antibiotic misalnya: PS 4:1
2.
Gigitan Lipan
Ciri-ciri
: a.
Ada sepasang luka bekas gigitan
b. Sekitar luka
bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya hilang dengan sendirinya
setelah 4-5 jam
Tindakan
:
a. Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat antiseptik
b. Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke paramedic
3. Gigitan
Lintah dan Pacet
Ciri-ciri
: Pembengkakan, gatal dan kemerah-merahan (lintah)
Tindakan
: a.
Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air garam
b. Bila ada tanda-tanda reaksi
kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal
4. Sengatan
Lebah/Tawon dan Hewan Penyengat lainnya
Biasanya
sengatan ini kurang berbahaya walaupun bengkak, memerah, dan gatal. Namun
beberapa sengatan pada waktu yang sama dapat memasukkan racun dalam tubuh
korban yang sangat menyakiti.
Catatan: a. Dalam hal sengatan lebah,
pertama cabutlah sengat-sengat itu tapi jangan menggunakan kuku atau pinset,
Anda justru akan lebih banyak memasukkan racun kedalam tubuh. Cobalah mengorek
sengat itu dengan mata pisau bersih atau dengan mendorongnya ke arah samping
b.
Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan larutan garam inggris.
OBAT-OBATAN
1. CTM
Obat ini digunakan untuk penderita alergi, susah
tidur (obat tidur) dan pilek
2. Betadine
Obat ini adalah antiseptik yang di gunakan untuk
obat luka luar
3.
Povidone Iodine
Obat ini adalah antiseptik yang di gunakan untuk
obat luka luar
4. Neo
Napacyne
Obat ini digunakan untuk penderita Asma dan sesak nafas
5.
Asma soho
Obat ini digunakan untuk penderita Asma dan sesak nafas
6.
Konidin
Obat ini digunakan untuk penderita Batuk karena alergi, flu, dan pilek
7.
Oralit
Obat ini digunakan untuk penderita Dehidrasi
8.
Entrostop
Obat ini digunakan untuk mengobati penderita Diare
9.
Demacolin
Obat ini digunakan untuk penderita Flu dan batuk
10. Norit
Obat ini digunakan untuk penderita Keracunan
11. Antasida
doen
Obat ini digunakan untuk penderita sakit Maag
12. Gestamag
Obat ini digunakan untuk penderita sakit Maag
13. Kina
Obat ini digunakan untuk penderita sakit Malaria
14. Oxycan
Memberi
tambahan oksigen murni
15. Damaben
Obat ini digunakan untuk penderita Mual-mual
16. Feminax
Obat ini digunakan untuk penderita Nyeri haid
17. Spasmal
Obat ini digunakan untuk penderita Nyeri haid
18.
Counterpain
Obat ini digunakan untuk penderita sakit Pegal linu
19. Alkohol
70%
Cairan ini
di gunakan untuk membersihkan luka/antiseptic
20. Rivanol
Cairan ini
di gunakan untuk membersihkan luka/antiseptic
21.
Chloroetil (obat semprot luar)
Obat ini
digunakan untuk mengurangi rasa sakit
22. Antalgin
Obat ini
digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan pusing, sakit kepala dan sakit gigi
23.
Paracetamol
Obat ini
digunakan untuk Penurun panas, demam, pegal-pegal dan sakit kepala
24. Papaverin
Untuk mengobati penderita Sakit perut
25. Vitamin
C
Obat ini digunakan untuk mengobati Sariawan
26.
Dexametason
Obat ini digunakan untuk mengobati Sesak nafas
27. Tai pin
san
Obat ini digunakan untuk mengobati sakit perut,
perut kembung dan sesak napas
28.
Sangobion
Obat ini digunakan untuk mengobati anemia karena
kurang zat besi dan mineral lain yang membantu pembentukan darah
29. Antasid
Obat ini digunakan untuk mengobati sakit maag dan
mual-mual karena maag
30. Diapet
Obat ini digunakan untuk mengurangi fkekuensi buang
air besar dan memadatkan tinja
31. Neo
diastop
Digunakan
untuk pengobatan sistemuk pada diare non spesifik
32. Babell
Obat ini digunakan untuk mengobati sakit perut